Reproduksi Jamur; Cara Reproduksi Aseksual dan Seksual Pada Jamur
Cara Reproduksi Aseksual Fungi dan Seksual Pada Fungi - Jamur merupakan organisme yang relative mudah berkembang biak. Potongan kecil miselium bila dipindahkan pada medium yang cocok, dengan mudah dapat membentuk koloni individu baru. Secara alami jamur dapat berkembang biak dengan berbagai cara baik secara seksual maupun secara aseksual. Secara aseksual fungi bereproduksi dengan cara pembelahan, penguncupan dan pembentukan spora aseksual. Pada reproduksi seksual, terjadi peleburan dua sifat dari sel induk, sehingga individu baru yang dihasilkannya merupakan gabungan dari kedua sifat sel induknya.
a. Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual pada jamur dapat melalui proses pembelahan atau pertunasan. Perbedaan mendasar dari kedua proses tersebut adalah bahwa sel anak yang dihasilkan pada proses pembelahan relative sama dengan sel induknya, sedangkan pada pertunasan sel anak yang dihasilkan tidak selalu sama ukurannya dengan sel induk dan sering tunas atau kuncup yang dihasilkan sel induk tidak segera dipisahkan. Kedua proses reproduksi ini banyak terjadi pada ragi.
Disamping itu jamur dengan mudah dapat bereproduksi aseksual dengan cara fragmentasi atau pemisahan sebagian miseliumnya, sehingga berbentuk koloni individu baru. Dengan ketiga cara di atas memang jamur telah dapat bereproduksi. Namun untuk menghasilkan penyebaran yang lebih luas dan lebih tahan terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, jamur melakukan reproduksi aseksual dengan menghasilkan spora aseksual.
Spora pada umumnya bersifat resisten terhadap kondisi lingkunga yang kurang baik. Di samping itu spora sangat ringan sehingga mudah disebarkan oleh angin. Beberapa spora juga dilengkapi dengan permukaan yang kasar sehingga mempermudah penempelannya pada hewan sebagai pembawa spora tersebut ke lokasi yang baru. Dengan sifat spora demikian, spora selain berfungsi menghasilkan individu baru juga berfungsi menyebarkan sepsis jamur tersebut ke tempat yang lebih luas. Spora aseksual ini dibentuk dengan mudah dan dalam jumlah yang lebih besar.
Ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya seperti berikut.
1) Konidiospora
Konidiospora atau disebut konidia/konidium terbentuk di ujung atau di sisi hifa. Ada yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium, sebaliknya konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut makrokonidium.
2) Sporangiospora
Sporangiospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus. Ada dua macam sporangiospora yang tidak bergerak (nonmotil) disebut aplanospora dan sporangiospora yang dapat bergerak karena mempunyai flagela yang disebut zoospora.
3) Oidium/artrospora
Oidium/artrospora yaitu spora bersel tunggal yang terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa. Spora ini resisten terhadap keadaan lingkungan yang buruk
4) Klamidospora
Klamidospora merupakan spora bersel satu, berdinding tebal, dan sangat resisten terhadap keadaan yang buruk. Spora ini terbentuk dari penebalan bagian-bagian tertentu dari sel-sel hifa yang somatik.
5) Blatospora
Blatospora merupakan tunas/kuncup pada sel-sel khamir. Spora ini ditemukan pada sel-sel ragi.
b. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual yang terjadi pada fungi mempunyai pola yang sama dengan eukariot tingkat tinggi. Prosesnya diawali dengan terjadinya plasmogami (penyatuan sitoplasma) dari dua individu yang cocok dimana sitoplasma yang bersatu tersebut masing-masing membawa inti yang terkandung di dalamnya. Kariogami adalah penyatuan atau fusi nucleus dari kedua individu untuk membentuk nucleus yang diploid (2n). kariogami dapat langsung terjadi setelah plasmogami tetapi dapat pula ditunda. Penundaan kariogami ini sering terjadi pada beberapa jamur tingkat tinggi, sehingga dalam perkembangannya pada miselium dapat dilihat sel-sel yang binukleat (berinti dua). Setelah terjadi kariogami, cepat atau lambat akan terjadi meiosis yang akan menghasilkan materi genetic, reduksi (dari 2n menjadi n) dan pembelahan menghasilkan empat sel haploid. Sel-sel reproduksi yang dihasilkan dengan cara ini disebut spora seksual (karena dihasilkan melalui proses penyatuan dua inti dari individu yang berbeda).
Ada beberapa tipe spora seksual. Antara lain :
1) Askospora
Askospora bersel satu dan terbentuk di dalam suatu struktur semacam pundi atau kantung yang dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora pada setiap askus
2) Basidiospora
Basidiospora, spora seksual yang terbentuk disebut dengan basidium
3) Zigospora
Zigospora, spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi (disebut juga gametangia) saling melebur.
4) Oospore
Oospore, spora yang terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut oogonium. Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk dalam anteridium menghasilkan oospore. Dalam setiap oogonium bias ada satu atau beberapa oosfer.