Program Keluarga Berencana atau KB dan Kesehatan Reproduksi
Program Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi - Indonesia merupakan sebuah pulau yg memiliki luas daratan sekitar 2 juta km dan merupakan negara yg memiliki jumlah penduduk paling padat nomor empat di dunia. Kepadatan penduduk ini di sebabkan oleh faktor tertentu seperti ; Fertilitas, Moralitas dan Migrasi.
Fertilitas (kelahiran) merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kepadatan penduduk, karena angka kelahiran di Indonesia tidak di batasi dan kebanyakan penduduk Indonesia melakukan nikah dini yang menyebabkan angka kelahiran semakin meningkat dan juga laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, dan diperkirakan setiap tahunnya bayi bertambah 4,5juta.
Sedangkan lawan dari kelahiran, kematian atau Mortalitas merupakan satu dari tiga faktor geografis karena moralitas dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk, hal ini biasanya di sebabkan oleh faktor social ekonomi seperti pengetahuan tentang kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, serta kemiskinan merupakan faktor individual dan kelompok lainnya yg dapat mempengaruhi moralitas dalam masyarakat.
Pertumbuhan penduduk memiliki banyak pengaruh, seperti perkembangan sosial. Perkembangan social terjadi karena pesatnya pertumbuhan penduduk tanpa diikuti dengan kualitas dan kuantitas yang dimiliki sumber daya manusia. Dampak pertumbuhan penduduk yang semakin luar biasa akan menimbulkan banyak sekali konflik dalam ranah kehidupan sosial.
Ada hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan penduduk, yaitu melaksanakan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum atau missal sehingga dapat mengurangi jumlah angka kelahiran, dan menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk, yaitu penambahan dan penciptaan lapangan kerja, meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan, mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi, dan meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan.
Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.
Program Keluarga Berencana diselenggarakan oleh pemerintah dengan tujuan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, yang nantinya diharapkan dapat berkontribusi dalam peningkatan mutu sumber daya manusia . Sesuai dengan hasil Konferensi Internasional Population and Developtment (ICPD) di Kairo tahun 1994, serta visi dan misi BKKBN yaitu pendekatan Keluarga Berencana (KB) ke arah pendekatan kesehatan reproduksi. Program KB dan Kesehatan Reproduksi saat ini tidak hanya ditujukan untuk penurunan angka kelahiran namun dikaitkan pula pada dengan tujuan untuk pemenuhan hak-hak reproduksi, promosi, pencegahan, penanganan masalah-masalah kesehatan reproduksi dan seksual serta menjaga kesehatan dan kesejahteraan ibu,bayi dan anak.
Target pemerintah Indonesia mengenai kesehatan reproduksi yang akan dicapai sampai pada tahun 2015 yang terangkum dalam indikasi keberhasilan program Millenium Development Goals (MDGs) adalah cakupan layanan KB pada pasangan usia subur (PUS) 70%, penurunan prevalensi kehamilan “4 terlalu” mencapai 50%, penurunan kejadian komplikasi KB serta penurunan angka drop out penggunaan alat kontrasepsi.
Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan secara sengaja, dapat tercapai melalui sejumlah cara. Beberapa metode kontrasepsi mencegah perkembangan atau pelepasan gamet dari gonad perempuan atau laki-laki. Metode yang lain mencegah fertilisasi dengan menjaga sperma dan sel telur agar tetap terpisah dan metode yang lain lagi mencegah implantasi embrio.
Fertilisasi dapat dicegah melalui abtinensi atau pemantangan terhadap hubungan seksual atau menggunakan penghalang yang menjaga agar sperma tidak melakukan kontak dengan sel telur. Abtinensi temporer, seringkali disebut metode ritme pencegahan kehamilan atau keluarga berencana alamiah, bergantung pada upaya menahan diri dari hubungan seksual ketika konsepsi lebih mungkin terjadi. Karena sel telur dapat hidup di dalam oviduk selama 24 - 48 jam dan sperm hingga 5 hari. Pasangan yang melakukan abtinensi temporer tidak boleh melakukan hubungan seksual selama beberapa hari sebelum dan sesudah ovulasi.
Beberapa metode penghalang kontrasepsi yang menghalangi sperma bertemu dengan sel telur memiliki tingkat kehamilan kurang dari 10%. Kondom adalah selubung karet lateks yang tipis atau membran alamiah yang dipasang menutupi penis untuk mengumpulkan semen. Bagi orang-orang yang aktif secara seksual, kondom lateks adalah satu-satunya alat kontrasepsi yang sangat epektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular seksual, termasuk AIDS. Alat penghalang lain yang umum digunakan adalah diafragma tudung karet yang terbentuk seperti kubah, yang diselipkan ke bagian atas vagina sebelum melakukan hubungan seksual. Kedua alat ini memiliki tingkat kehamilan yang lebih rendah ketika digunakan bersama busa atau jeli spermisidal (pembunuh sperma). Alat penghalang yang lain mancakup tudung serviks, yang dipasang di sekitar bukaan serviks dengan rapat dan ditahan pada posisinya oleh gerakan mengisap, dan kantong vaginal, atau “kondom perempuan”.
Selain tidak berhubungan seksual sama sekali, cara pencegah kehamilan yang paling efektif adalah sterilisasi, intrauterin device (IUD) atau spiral, dan kontrasepsi hormonal. IUD memiliki tingkat kehamilan 1%. IUD menganggu fertilisasi dan implantasi. Kontrasepsi hormonal, seringkali dalam bentuk pil pencegah kehamilan.
Pil pencegah kehamilan (pil kb) yang sering diresepkan adalah kombinasi estrogen sintetik dan progestin sintetik, kombinasi ini meniru umpan balik negatif dalam siklus ovarium, menghentikan pelepasan GnRH oleh hipotalamus sehungga menghentikan sekresi FSH dan LH. Kombinasi yang sama tersedia sebagai suntikan, dan dalam bentuk cincin yang diselipakan vagina. Tipe alat kontrasepsi berbasis hormon yang lain hanya mengandung progestin. Progestin menyebabkan penebalan mukus serviks perempuan sehingga menghalangi sperma memasuki uterus. Progestin dapat diresepkan dalam beberapa cara: kapsul seukuran korek api yang melepaskan isinya secara bertahap, yang ditanam di bawah kulit dan bertahan selama 5 tahun (susuk-KB), suntikan yang dapat bertahan selama 3 bulan dan tablet minipil yang diminum setiap hari. Pil KB meningkatkan resiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan stroke.
Sterilisasi adalah pencegahan pelepasan gamet. Ligase tuba pada perempuan biasanya melibatkan pemotongan atau pengikatan (ligasi) satu bagian dari masing-masing oviduk untuk mencegah sel telur bergerak ke uterus. Serupa dengan itu vasektomi pada laki-laki adalah pengikatan atau pemotongan satu bagian kecil dari masing-masing vas deferens untuk mencegah sperma memasuki uretra.
Aborsi penghentian kehamilan yang sedang berjalan. Aborsi spontan atau keguguran sangat sering terjadi pada spertiga dari seluruh kehamilan, seringkali sebelum sang perempuan sadar bahwa ia hamil. Obat untuk memicu aborsi yang bekerja mencegah progesteron dilepaskan sehingga terjadi kontraksi uterus.