Mengenal Organ Reproduksi Pria dan Fungsinya
Organ Reproduksi Pria dan Fungsinya - Setiap organisme memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi. Reproduksi adalah proses perkembangbiakan menghasilkan organisme (keturunan) baru dari induknya, reproduksi bertujuan untuk mempertahankan kelestarian makhluk hidup sehingga tidak mengalami kepunahan. Perhatikan gambar struktur alat reproduksi pada laki-laki dilihat dari samping dibawah ini;
Organ Reproduksi Pria Tampak Samping (Sumber; Campbell) |
ORGAN KELAMIN LUAR (GENITAL EKSTERNAL)
Organ-organ reproduktif eksternal laki-laki adalah penis dan scrotum. Organ-organ reproduktif internal terdiri dari gonad yang menghasilkan sperma maupun hormon-hormon reproduktif, kelenjar-kelenjar aksesori yang menyekresikan produk-produk essensial untuk pergerakan sperma, dan saluran-saluran yang mengangkut sperma dan sekresi-sekresi kelenjar.
1. Penis
Berbentuk bulat panjang, bagian dalam terdiri dari tiga massa spons silinders. 2 masa bagian dorsal disebut corpora covernosa penis dan 1 di bagian ventral disebut corvus spongiosum penis, di tengah corvus spongiosum terdapat urethra. Ketiga massa tersebut diselimuti oleh tunica albugenia. Ketiga massa di atas terdiri dari sinus-sinus pembuluh darah yang akan terisi oleh darah saat terangsang sehingga mengakibatkan ereksi.
Batang utama penis tertutup oleh kulit yang relatif tebal. Kepala atau glans, penis memilki penutup yang lebih tipis. Glans manusia ditutupi oleh lipatan kulit yang disebut prepusium atau kulup, yang bisa dibuang melalui khitan
2. Scrotum
Merupakan suatu kantong yang berisi 2 testis, terdapat di bawah perut. Permukaan luarnya terdiri dari kulit dan di bawahnya terdapat lapisan fasia superfacialis. Kedua testis dipisahkan oleh sekat (septum). Pada septum dan lapisan sub-cutan memiliki otot polos Dartos untuk kontraksi yang menyebabkan kulit scrotum berkerut dan testis didorong mendekati tubuh. Untuk menggantungkan testes pada perut dipakai otot Cremaster, sewaktu dingin otot ini akan berkontraksi sehingga testes akan tertarik mendekati perut. Testis berfungsi untuk memproduksi sperma. Sel-sel yang menghasilkan sperma disebut tubulus seminiferus, yang berukuran hampir sama dengan serabut benang sutera yang paling halus. Untuk memproduksi sperma yang normal dibutuhkan suhu sebesar 33°C (lebih rendah dari suhu tubuh)
ORGAN KELAMIN DALAM (GENITAL INTERNAL)
1. Testes
Testis dikenal sebagai testikal (biji kemaluan) atau gonada pria, merupakan suatu organ berukuran 5 x 2,5 cm dengan berat 12,5 gram. Pada pria dewasa, rata-rata ukuran testis berkisar antara 4-6 cm panjangnya dengan berat 10-15 gram. Testis sebelah kiri biasanya agak lebih besar dan tergantung sedikit lebih rendah daripada testis sebelah kanan. Sewaktu embrio organ ini berkembang di dalam rongga abdomen, kemudian akan turun ke dalam scrotum sewaktu janin berusia 7-9 bulan melalui canalis ingualis, pada masa tersebut, letak testes mengalami perubahan, mulai dari rongga perut bagian panggul turun hingga ke selangkangan pada kantung kemaluan.
Setiap testes dibungkus dengan kuat oleh tunica albuginea, yaitu suatu serat kapsul berwarna putih. Sebuah testes mengandung sekitar 250 testicular lobules dan didalam setiap testicular lobules terdapat 1 sampai 3 tubulus seminiferus yang tergulung dengan erat. Jika dibentangkan, maka setiap tubulus seminiferus dapat mencapai 2-3 kaki panjangnya.
Tubulus seminiferus merupakan tempat dimana sperma diproduksi (spermatogenesis). Produksi sperma dimulai sekitar masa pubertas dan berlanjut hingga masa hidup seseorang berakhir. Tingkat produksi sperma biasanya menurun seiring dengan berjalannya usia. Seorang pria dewasa yang sehat rata-rata mampu memproduksi beberapa ribu sel sperma setiap detiknya. Volume normal air mani (semen) yang dikeluarkan pada saat ejakulasi berlangsung adalah 3-5 ml, setiap 1 ml semen biasanya mengandung 50-100 juta sperma.
Produksi sperma merupakan suatu proses yang sensitive terhadap pengaruh suhu. Agar testis dapat memproduksi sperma sebagaimana mestinya, maka suhu yang dibutuhkan haruslah beberapa derajat di bawah suhu inti tubuh. Suatu otot rangka yang dikenal dengan otot cremaster berfungsi untuk menarik testes lebih dekat lagi ke tubuh pada lingkungan yang dingin dan melepaskan kembali tarikannya ketika temperature mulai meningkat. Telah terbukti bahwa pria yang terbiasa mengenakan celana dalam yang ketat dapat mengalami produksi dan kualitas sperma karena testes tertarik kuat ke tubuh sementara temperature di sekitarnya meningkat yang dapat menganggu produksi sperma secara normal.
2. Spermatozoa
Bagian-Bagain Sperma (Sumber; Campbell) |
1. Kepala
Pada bagian ini terdapat inti sel. Bagian kepala dilengkapi dengan suatu bagian yang disebut dengan akrosom, yaitu bagian ujung kepala sperma yang berbentuk agak runcing dan menghasilkan enzim hialuronidase dan akrosin yang dengan keberadaan kedua enzim ini memungkikan sperma untuk menembus zona pellucida masuk ke ovum. Di bagian kepala ini terdapat 22 kromosom tubuh dan 1 kromosom kelamin yaitu kromosom X atau Y, kromosom X untuk membentuk bayi berkelamin perempuan, sedangkan kromosom Y untuk membentuk bayi berkelamin laki-laki. Kromosom kelamin laki-laki inilah nantinya yang akan menentukan jenis kelamin pada seorang bayi.
2. Tengah/bagian leher
Bagian leher sperma terdiri sepasang sentriol tempat melekatnya flagella yang memberikan kemampuan mobilitas pada spermatozoa. Bagian tengah terutama terdiri dari mitokondria yang berbentuk spiral mengelilingi flagella. Di dalam mitokondria terjadi proses metabolisme yang menghasilkan ATP untuk aktifitas sperma.
3. Ekor
Bagian ekor berupa flagella (panjang 60 mikron) yang dapat bergerak seperti gelombang sebagai alat motil sperma ke segala arah. Flagella terdiri dari 9 pasang mikrotubuli yang melingkari 2 mikrotubuli pusat (dalam mikrotubuli terdapat protein kontraktil tubulus/protein gerak).
Spermatozoa diproduksi dengan kecepatan 300 juta setiap hari. Diperkirakan setiap ejakulasi di keluarkan sperma sebanyak 300 juta buah yang akan diletakkan di atas ujung vagina saat bersetubuh. Sperma akan berenang kesegala arah dengan kecepatan 3 mm/menit sehingga dalam waktu 1 jam akan mencapai tuba falopii dan hanya satu (keadaan normal) yang akan membuahi sperma. Sperma mampu hidup dalam saluran kelamin wanita selama 2 hari.
3. Sel sertoli
Pada beberapa organ mempunyai sel-sel khusus dalam memproteksi diri dari berbagai macam zat asing yang bisa mennggangu system kerja organ tersebut. Pada organ kelamin dalam pria memiliki sel-sel sertoli, sel ini bukan termasuk sel darah tapi bisa masuk ke dalam saluran darah (bersifat makrofagh seperti halnya monosit darah).
Fungsi sel sertoli antara lain :
- Memberikan makanan pada saat proses spermatogenesis dan menggerakkan sperma sel ke lumen
- Membentuk blood-testes barrier untuk menghalangi antibody spesifik terhadap sperma dari darah sebab sperma mampu menghasilkan antigen permukaan
- Memfagositosis (memakan) zat sisa sementara spermatogenesis
- Memproduksi androgen-binding-protein yang dapat mengikat testoteron yang dibutuhkan selama spermatogenesis
- Memproduksi hormone inhibiting (penghambat) yang memiliki sifat feed back negative terhadap FSH (Folicel Stimulating Hormon) yang bertindak sebagai perangsang spermatogenesis. Bila spermatogenesis telah maksimal maka inhibin akan mencegah FSH dengan demikian maka proses spermatogenesis akan di kurangi
4. Sel Leydig
Sel-sel ini akan berada di dalam tubulus seminiferus yang berfungsi memproduksi hormon testoteron (suatu hormone steroid yang disintesis dari kolesterol/aseti coA) berfungsi untuk mempertahankan tanda-tanda sex sekunder laki-laki seperti janggut, kumis, pembesaran tulang rawan tiroid dan pembesaran suara.
Sewaktu pubertas, hipofisis bagian anterior akan memproduksi gonadotrophin, yaitu FSH dan LH, kedua sekresi hormone tersebut akan di pengaruhi oleh GnRF (Gonadotrophic Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.
Fungsi FSH :
- Merangsang sel-sel spermatogonia untuk melakukan spermatogenesis
- Merangsang sel-sel sertoli untuk memproduksi androgen-binding-protein sehingga nutrisi dari sel-sel spermatosit, spermatid akan terjamin, dengan demikian spermatogenesis menjadi lancar. Bila spermatogenesis sudah melampaui titik tertentu, sel-sel sertoli akan mensekresikan suatu polipeptida inhibin yang akan melakukan feed back terhadap hipofisis sehingga kadar FSH menurun, dengan demikian spermatogenesis dikurangi.
Fungsi LH (Leutinizing Hormon) ialah untuk merangsang produksi testoteron oleh sel-sel leydig tetapi bila kadar testoteron melampaui batas, maka testoteron akan melakukan feed back negative terhadap hipotalamus untuk mengurangi sekresi GnRF, maka kadar LH akan menurun yang selanjutnya akan menurunkan testoteron, demikian juga sebaliknya.
5. Epydidimis
Suatu rongga berbentuk koma yang melekat pada samping belakang testes. Terdiri dari bagian kepala, badan dan ekor. Bagian kepala terdiri dari sejumlah duktus efferens yang keluar dari rete testis dan selanjutnya bergabung menjadi duktus epididymis. Fungsi epididymis sebagai tempat penyimpanan dan pematangan spermatozoa . sewaktu orgasme dan terjadi ejakulasi, otot polos epididymis akan berkontraksi mendorong sperma menuju duktus deferens dan urethra. Umur spermatozoa di dalam epididymis bertahan selama 1 bulan.
6. Ductus Deferens
Pada daerah ekor epididymis akan berlanjut menjadi duktus deferens yang berpenampang lebih besar dan lurus dengan panjang 44 cm. vas deferens diselimuti oleh epitel berlapis semu bersilia dengan dinding berotot tebal. Arah vas deferens menuju ke ataas menembus canalis ingualis dan bergabung dengan saluran dari vesica seminalis menjadi duktus ejakulatoris. Fungsi duktus deferens ialah untuk menyimpan spermatozoa sampai berbulan-bulan dan mendorong sperma menuju duktus ejakulatorius dari urethra sewaktu ejakulasi.
7. Urethra
Saluran untuk air seni atau air mani. Pada pria panjangnya 19-22 cm yang terdiri dari tiga bagian yaitu :
- Vesica prostatika, berada di dalam prostat, panjangnya 3 cm
- Urethra membranosa, di dalam diafragma urogenital, panjang 1 cm
- Urethra spongiosa, dalam corvus covernosum penis, panjang 16 cm
8. Kelenjar Tambahan
Kelenjar tambahan berfungsi untuk mensekresikan cairan yang diperlukan sebagai media berenangnya sperma, mempertahankan kehidupan sperma dan menetralisir asam-asam. Cairan ini akan bergabung dengan saat ejakulasi menghasilkan air mani (semen). Terdapat 3 kelenjar tambahan, yaitu :
a) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis berjumlah sepasang dan terletak di atas dan bawah kandung kemih, panjangnya 5-10cm, berupa kantong, berbentuk S dan berkelok-kelok Vesikula seminalis menghasilkan 60% dari volume total semen. Cairan dari vesikula seminalis berwarna jernih, kental mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berfungsi memberi makan sperma. Selain itu, vesikula seminalis juga mengekskresikan prostaglandin yang berfungsi membuat otot uterin berkontraksi untuk mendorong sperma mencapai uterus.
b) Kelenjar prostat
Kelenjar prostat berukuran lebih besar dibandingkan dua kelenjar lainnya. Cairan yang dihasilkan encer seperti susu dan bersifat alkalis sehingga dapat menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra dan keasaman vagina wanita karena sperma tidak tahan dalam suasana asam. Cairan ini langsung bermuara ke uretra lewat beberapa saluran kecil.
c) Kelenjar bulbourethra (Cowper)
Kelenjar bulbouretra atau kelenjar Cowper. Kelenjar ini kecil, berjumlah sepasang, dan terletak di sepanjang uretra. Cairan kelenjar ini kental dan disekresikan sebelum penis mengeluarkan sperma dan semen. Berfungsi untuk menghasilkan lendir yang alkalis (memperlicin persetubuhan)
9. Air Mani (Semen)
Semen memiliki pH alkalis yaitu sekitar 8,3 terdiri dari secret epididymis, vesicula seminalis, cairan kelenjar prostat dan spermatozoa itu sendiri. Kira-kira 2,5 ml semen dikeluarkan setiap ejakulasi. 1 ml semen mengandung sekitar 60-120 juta spermatozoa. Air mani normal memiliki beberap kriteria yaitu berupa cairan yang sedikit kental, warna putih kadang kekuning-kuningan, volume 3-5 ml lebih dari 60% sperma aktif bergerak.
Lingkungan alkalis cairan semen dapat melindungi spermatozoa dari keasaman vagina (sekitar pH 4). Spermatozoa dapat mencapai ampulla tuba Falopi dalam 1-3 jam. Jika hanya terdapat 30-60 juta spermatozoa /ml terjadi pengurangan yang moderat dan keadaan ini disebut hipospermia, namun jika terjadi keadaan 5 juta spermatozoa /ml maka keadaan ini disebut sebagai oligozoospermia. Dan jika terjadi kondisi dimana tidak terdapat spermatozoa sama sekali dalam cairan semen, maka keadaan ini disebut sebagai azospermia.
10. Spermatid Cord
Ductus deferens yang keluar dari acrotum menuju canalis inguinalis akan dibarengi dengan pembuluh vena, limfa, arteri, syaraf dan otot cremaster. Semua struktur ini akan membentuk bundle yang disebut dengan spermatid cord. Untuk keluarga berencana, duktus deferens dalam spermatid cord dapat dipotong, metode ini di sebut vasectomy.