Jelaskan Proses Fertilisasi atau Pembuahan Pada Manusia

Proses Fertilisasi atau Pembuahan Pada Manusia
Proses Fertilisasi atau Pembuahan Pada ManusiaFertilisasi merupakan  proses meleburnya sel telur dengan sperma.  Fertilisasi umumnya terjadi setelah  ovum memasuki oviduk. Sperma dapat menembus ovum karena sperma dan ovum saling mengeluarkan enzim atau senyawa tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang saling mendukung. Pada sperma, bagian akrosom mengeluarkan : 

  1. Hialuronidase, enzim yang dapat melarutkan senyawa hialuronid pada korona radiata
  2. Akrosin, suatu enzim protease yang dapat menghancurkan senyawa glukoprotein pada zona pelusida
  3. Antifertilizin, antigen terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit sekunder

Sedangkan oosit sekunder mengeluarkan fertilizin yang tersususn dari senyawa glikoprotein. 

Fertilizin berfungsi : 

  1. Mengaktifkan sperma agar bergerak cepat
  2. Menarik sperma secara kemotaksis positif
  3. Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit sekunder

Pada fertilisasi mencakup 3 fase :

Fase 1 : Penembusan korona radiata

Dari 200-300 juta spermatozoa yang dicurahkan ke dalam saluran kelamin wanita, hanya 300-500 yang mencapai tempat pembuahan. Hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan. Sperma yang mengalami kapasitasi dengan bebas menembus sel korona.

Fase 2 : Penembusan zona pelusida

Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom. Pelepasan enzim-enzim akrosom memungkinkan sperma menembus zona pelusida, sehingga akan bertemu dengan membran plasma oosit. Permeabilitas zona pelusida berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit. Hal ini mengakibatkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang melapisi membran plasma oosit. Pada gilirannya, enzim-enzim ini menyebabkan perubahan sifat zona pelusida (reaksi zona) untuk menghambat penetrasi sperma dan membuat tak aktif tempat-tempat reseptor bagi spermatozoa pada permukaan zona yang spesifik spesies. Spermatozoa lain ternyata bisa menempel di zona pelusida tetapi hanya satu yang menembus oosit.

Fase 3 : Penyatuan oosit dan membran sel sperma

Setelah spermatozoa menyentuh membran sel oosit, kedua selaput plasma sel tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang menungkus kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom, penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput yang meliputi bagian belakang kepala sperma. Pada manusia, baik kepala dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma tertingal di permukaan oosit. 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url