Pengertian Rukun Islam dan Penjelasannya Yang Perlu Dipahami

Pengertian Rukun Islam dan Penjelasannya Yang Perlu Dipahami - Dengan perkembangan zaman, sepatutnya generasi muslim dapat membentengi diri dengan meningkatkan pemahaman dan sikap sesuai dengan dasar-dasar agama. Namun dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan tempat tinggal maupun melalui sosial media kita dihadapkan dengan berita-berita yang tidak sesuai dengan dasar-dasar agama.

Sebagai umat muslim sudah sepatutnya untuk memahami pilar dari agama ini. Hal-hal yang sangat mendasar yang perlu dipahami dan dilaksanakan oleh seorang muslim yang beriman. Pilar yang dimaksud adalah rukun islam.

Rukun Islam adalah lima tindakan dasar dalam Islam yang dianggap sebagai pondasi yang wajib bagi orang-orang beriman. Hadis yang menerangkan tentang rukun Islam yaitu sabda Rasulullah Shallahu'alaihimwasalam

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ . رواه البخاري و مسلم

“Islam dibangun di atas lima pondasi: bersaksi bahwa tiada Tuhan yang pantas disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, mengerjakan haji ke baitullah, dan berpuasa di bulan ramadhan” (H.R. Bukhari dan Muslim).

1. Mengucapkan Dua Kalimat Syahadat

Rukun Islam pertama dan yang paling utama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat. Sesorang dikatakan sebagai umat islam apabila telah mengucapkan syahadat. Dalam melafazkan atau mengucapakan syahadat bukan sekedar ucapan biasa, karena didalamnya ada konsekuensi yang harus ditanggung ketika mengucapkan kalimat tersebut. Kita harus yakin dan taat untuk mengamalkan segala perintah-Nya dan menjauhi/meninggalkan segala larangan-Nya.

Kalimat syahadat dalam bahasa Arab:

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Kalimat syahadat dalam bahsa latin:

"Asy-hadu allaa ilaaha illallaahu wa asy-hadu anna muhammadarrasuulullahi".

Artinya “Aku bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah”.

Dalam dua kalimat syahadat tersebut mengandung persaksian kita kepada Allah bahwa hanya Allah yang patut disembah dan Allah adalah Esa. Tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah yang menguasai seluruh isi alam semesta. Salah satu Firman Allah yang menerangkan tentang hal tersebut terdapat dalam Al-Qur’an Surah Ali-Imran Ayat 64 yang artinya “Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab ! Marilah (kita) menuju pada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, bahwa kita tidak menjadikan satu sama yang lain tuhan-tuhan selain Allah.”Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada mereka),”Saksikanlah, bahwa kami adalah orang muslim”.

Sedangkan Nabi adalah utusan-Nya yang patut dimuliakan. Kita yakin bahwa nabi Muhammad adalah utusan-Nya yang bertugas menyampaikan wahyu kepada umatnya. Salah satu firman Allah yang menerangkan tentang Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya terdapat dalam Al-Qu’an surah Al-Baqarah Ayat 119 yang artinya “Sungguh, Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan engkau tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka”.

2. Mendirikan Sholat

Secara bahasa sholat bermakna do’a, sedangkan secara istilah, sholat merupakan suatu ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan rukun dan persyaratan tertentu.

Sedangkan menurut hakekatnya, sholat ialah menghadapkan jiwa kepada Allah SWT, yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah & bisa membangkitkan kesadaran yang dalam pada setiap jiwa terhadap kebesaran & kekuasaan Allah SWT.

Dalam Al-Qur’an yang terdiri dari 114 surah, ada 41 surah  meyebutkan tentang sholat. Salah satu surah dalam Al-Qur'an yang menyebutkan tentang sholat terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 43 yang artinya ”Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk”, kemudian ayat 45 yang artinya ”Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabra dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk”, serta ayat-ayat lain yang terdapat dalam Al-Qur'an.

Sholat adalah pokok amalan Islam yang paling utama. Bahkan sholat menjadi pembeda antara orang yang beriman dan tidak beriman, sebagaimana yang terdapat  dalam hadis Nabi SAW, “Sesungguhnya yang memisahkan antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan sholat.” (HR. Muslim).

Sholat yang menjadi kewajiban seorang muslim ada 5 yaitu, shubuh, zhuhur, ashar, maghrib dan isya yang dilaksanakan dalam sehari semalam. Jumlah keseluruhan raka’atnya ada 17 raka’at (subuh 2 raka’at, zhuhur 4 raka’at , ashar 4 raka’at, magrib 3 raka’at dan Isya 4 raka’at). Menunaikan 17 raka’at sholat wajib dalam satu hari bukanlah perakara yang sulit. Jika kita hitung secara matematik, bila lama waktu shalat 10 menit per shalat maka total waktu yang dialokasikan untuk shalat adalah 50 menit. Dalam satu hari teridiri dari 24 jam waktu yang dimiliki manusia, hanya 50 menit digunakan untuk shalat maka masih ada waktu yang tersisa 23 jam 10 menit untuk melakukan aktivitas lain. Namun masih banyak orang yang lalai bahkan tidak mengerjakan kewajiban shalat tersebut padahal ia mengaku bahwa dirinya Islam.

Amal yang pertama kali dihisab di hari kiamat adalah shalat. Hal ini sebagaimana hadis riwayat Abu Hurairah r.a;

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ، فَإِنْ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ، قَالَ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَيُكَمَّلَ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ، ثُمَّ يَكُونُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ. (رواه الترمذي)

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah saw.  bersabda. “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi).

3. Berpuasa di Bulan Ramadhan

Puasa secara bahasa artinya menahan. maksudnya adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkan disertai dengan niat yang pelaksanaannya dimulai dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Adapun secara istilah, adalah menahan dari perkara-perkara yang membatalkan seperti makan minum, berkata kotor dan keji dan lain-lain. Puasa pada bulan ramadhan merupakan hal yang wajib dilaksanakan dalam rangka untuk menunanikan ibadah kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 183 yang artinya “wahai orang-orang yang berimann diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orng-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Puasa dibulan Ramadhan memiliki keterbasan waktu sebagaiman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 184 dan hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

 صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُواعِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ 

Berpuasa dan berbukalah karena melihat hilal, dan apabila hilal tertutup awan maka sempurnakanlah hitungannya bulan menjadi 30 hari.” (HR. Imam Bukhari).

4. Menunaikan Zakat

Zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh umat muslim untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerima, sesuai dengan yang ditetapkan oleh syariah. Dengan demikian, zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Zakat  merupakan bentuk ibadah yang telah diatur berdasarkan Al-Quran dan Hadis.

Dalam Al-Qur’an shalat dan zakat seringkali disandingkan dalam 1 ayat. Diantaranya dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah Ayat 43 artinya “Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk”, Ayat 83 artinya “dan (ingatlah) ketika kami mengambil janji dari bani israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakan sholat dan tunaikan zakat.”Tetapi keudian kamu berpaling (mengingkari) keuali sebagian kecil dari kamu dan kamu (masih menjadi) pembangkang". Selain itu ada ayat-ayat lain dalam dalam surah Al-Baqarah ayat 110, 177 dan 277.

Di surah lain Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Bayyinah ayat 5 yang artinya, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. dan yang demikian itulah agama yang lurus.”.

Zakat merupakan ibadah dalam Islam yang memiliki nilai ekonomi. Ia menjadi alat melakukan distribusi kekayaan sehingga harta menjadi merata di setiap kalangan. Tidak ada penumpukan harta pada sebagian orang dan orang-orang yang berkekurangan dapat menikmati kehidupan yang layak.

5. Berhaji ke Baitullah Jika Mampu

Haji adalah rukun (tiang agama) islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslimin sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di arab saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (ulan Dzulhijah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang biasa dilaksanakn sewaktu-waktu.

Firman Allah dalam Al-Qura’an surah Al-Baqarah ayat 197 yang artinya “Musim haji itu (pada) bulan-bulan yang telah ditentukan. Barang siapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok, berbuat maksiat, dan bertengkar dalam melakukan ibadah haji. Segala yang baik yang kau kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalahtakwa. Dan berkawalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat”.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url