Ada 11 Contoh Produk Hasil Olahan Teknologi Pangan

Ada 11 Contoh Produk Hasil Olahan Teknologi Pangan - Pada artikel kali ini, admin akan menjelaskan tentang penertian bioteknologi, bioteknologi pangan dan contoh produk hasil olahan teknologi pangan.

Pengertian

Bioteknologi terdiri dari dua suku kata yakni "bio" dan "teknologi". Bio yang berarti makhluk hidup sedangkan teknologi artinya suatu cara atau alat untuk memudahkan manusia dalam memecahkan masalah atau membuat produk. Berdasarkan dua kata tersebut maka bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip biologi, biokimia, ilmu rekayasa serta ilmu lainnya dalam pengolahan bahan dengan memanfaatakan makhluk hidupp dengan komponen-komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. 

Bioteknologi pangan merupakan bioteknologi yang diguanakan untuk menghasilkan produk makanan dengan memanfaatkan mikroorganisme. 

Contoh Produk Bioteknologi Pangan.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali menemukan berbagai jenis produk makanan dan minuman, Produk makanan dan minuman yang ada merupakan hasil dari bioteknologi dimana salah satu dalam proses pembuatannya menggunakan sistem fermentasi. 

Fermentasi merupakan proses pemecahan bahan organik kompleks menjadi bahan organik yang lebih sederhana dengan menggunakan mikroba. Adapun contoh bioteknologi dalam bidang pangan yaitu, tapai, yoghurt, keju, tempe, kecap, roti, mentega, taoco, nata de coco, sayur fermentasi (acar dan asinan) dan minuman beralkohol

1. Tapai.

Tapai dibuat dari kentan atau umbi-umbian melalui proses fermentasi. mikroorganisme yang digunakan dalam proses pembuatan tapai adalah khamir Saccharommyces cereviceae, jamur Aspergillus sp., dan bakteri Acetobacter aceti.. 

Tahap dalam proses pembuatan tapai dimulai dengan pemecahan (hidorlisis) amilum menjadi glukosa yang dibantu oleh jamur Asperigilus sp., pada proses inilah yang membuat tapai rasa manis. Glukosa yang dihasilkan pada proses ini difermentasi menjadi alkohol dan karbondioksida oleh Saccharommyces cereviceae, pada tahap inilah menghasilkan aroma yang khas pada tapai. Dari tahap awal hingga tahap ini, proses fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme terjadi respirai anaerob. 

Anaerob adalah proses yang terjadi tanpa membutuhkan oksigen. Alkohol yang dihasilkan pada tahap ini akan dilakukan fermentasi menjadi Asam Cuka dengan melibatkan bakteri Acetobacter aceti.secara aerob. Aerob merupakan proses yang membutuhkan oksigen. Pada tahap ini mengakibatkan tapai memiliki rasa masam. 

2. Yoghurt.

Yoghurt merupakan makan yang dihasilkan dari fermentasi susu dengan melibatkan bakteri asam ;laktat misalnya Lactobasillus casei, Streptococcus thermophillus, Lactobacillus bulgaricus dan Bifidobacteria. 

Tahap pembuatan yoghurt dimulai dengan susu di didihkan pada suhu 85 - 900C kemudian di dinginkan hingga suhu kira-kira 300C. Tujuan dipanaskan susu agar bakteri lain dalam susu mati dan protein dalam susu mengalami kerusakan. Setelah di dinginkan, susu ditambahkan bakteri asam laktat kemudian disimpan pada tempat tertutup dengan suhu kamar berkisar 25 - 400C selama kurang lebih 24 jam. 

Bakteri asam laktat mampu mengubah laktosa yang terkandung dalam susu menjadi asam laktat. Asam laktat inilah yang mengakibatkan yoghurt memiliki rasa masam dan mengakibatkan pH menjadi turun. Turunnnya pH mengakibatkan pecahnya protein pada susu. Akibatnya, protein menjadi tidak stabil dan mengalami pengendapan sehingga susu menjadikental.  

3, Keju. 

Keju dibuat dari air susu dengan melibatkan bakteri asam laktat seperti Lactobacillus sp., Lactobacillus bulgaricus., dan Streptocucus thermophillus. 

Tahap pembuatan keju dimulai dengan susu dipanaskan dengan suhu tertentu selama beberapa waktu dengan tujuan untuk membunuh mikroorganisme atau bakteri yang berbahaya. selanjutnya dimasukkan bakteri asam laktat misalnya Lactobacillus bulgaricus., dan Streptocucus thermophillus. dengan tujuan untuk mengubah laktosa menjadi asam laktat. Tahap selanjutnya ditambahkan enzim renin dengan tujuan untuk menggumpalkan susu sehingga terbentuk padatan atau disebut dadih (curd) susu dan bagian yang berbentuk cair yang disebut air dadih (whey). 

Kedua zat yang terbentuk tersebut dipisahkan, selanjutnya dadih dilanjutkan melalui proses pematangan dan pengemasan sehingga terbentuk makanan yang disebut keju.  

4. Tempe.

Tempe dibuat dari kedelai dengan melibatkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus melalui proses fermentasi. 

Tahap pembuatan tempe dimulai dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus pada biji kedelai. Selama proses pertumbuhannya, jamur kan menghasilkan benang-benang (hifa) yang mengakibatkan biji kedelai satu sama lain saling terikat dan membentuk struktur yang kompak. Disamping itu pada masa pertumbuhannya, jamur akan menghasilkan enzim protase yang dapat mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi protein sederhana (asam amino) yang mudah dicernah oleh tubuh manusia. 

5. Kecap.

Kecap dibuat dari kacang kedelai terutama kedelai yang hitam melalui proses hidrolisis dan fermentasi dengan melibatkan jamur Asperigilus oryzae, Asperigilus sojae,  dan Asperigilus wenti. Di negara tetanga dalam pembuatan kecap juga menggunakan Saccharomyces cereviceae dan spesies Lactobacillus  dengan tujuan untuk menghasilkan aroma yang khas. 

Tahap pembuatan kecap dimulai dengan kedelai dicuci dengan bersih kemudian direbus sampai matang. Kedelai yang telah direbus ditaburi dengan kultur jamur selanjutnya dicampur garam sesuai dengan takarannya. Setelah beberapa waktu jamur akan berkembang menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisis amilum menjadi gula sederhana dan menghidrolisis protein menjadi asam. Gula sederhana dan asam amino akan mengalami reaksi membentuk ikatan amino-glikosida sehingga menghasilkan warna coklat gelap. 

Dari proses tersebut akan membentuk campuran butiran biji kedelai dan cairan kental berwarna coklat gelap. Selanjutnya, campuran ini disaring untuk memisahkan cairan dengan butiran biji kedelai. Cairan hasil saringan dipanaskan dengan tujuan untuk mematikan jamur maupun bakteri . Cairan ini yang disebut dengan kecap kemudian dikemas sesuai keperluan. 

6. Roti.

Roti dibuat dari tepung terigu dan air melalui proses fermentasi dengan melibatkan yeast atau khamir (Saccharomyces cereviceae). 

Tahapan pembuatan roti dimulai dengan adonan tepung terigu difermentasikan dengan menambahkan ragi roti berupa yeast atau khamir (Saccharomyces cereviceae), proses ini akan menghasilkan gas karbondioksida dan alkohol. Adanya gas karbondioksida dan alkohol mengakibatkan adonan roti mengembang sedangkan alkohol menghasilkan aroma dan memberi rasa  yang khas pada adonan roti.  Gas karbon dioksida yang terperangkap dalam adonan akan memuai ketika adonan dimasukkan dalam oven, membuat roti semakin mengembang dan meninggalkan rongga dalam roti. 

7. Mentega

Mentega dibuat dari krim susu dengan melibatkan bakteri Streptococcus lactis. Tahapan pembuatan mentega terditi dari tahap separasi, standarisasi, netralisasi, pasteurisasi, pemeraman, pendinginan, churning, pencucian, penggaraman. 

8. Taoco

Taoco dibuat dari kedelai dengan melibatkan jamur Asperigillus oryzae. Taoco digunakan sebagai bahan penyedap masakan. 

9. Nata de Coco

Nata de Coco dibuat dari dari air kelapa dengan melibatkan bakteri Acetobacter xylium. Nata de Coco memiliki tekstur yang kenyal menyerupai jeli den transparan. Acetobacter xylium berperan dalam mengubah gula yang ada dalam iar kelapa menjadi selulosa.

10. Sayur fermentasi (acar dan asinan). 

Sayuran difermentasi menjadi acar atau asinan dengan melibatkan berbagai jenis bakteri seperti Streptococcus sp., Pediococcus sp.,dan Lactobacillus sp.Mikroba tersebut perperan dalam mengubah gula yang terdapat dalam sayuran menjadi asam asetat, asam asetat ini yang menghambat pertumbuhan mikroba yang lain dan memberi rasa masam pada sayuran hasil fermentasi. 

11. Minuman beralkohol. 

Minuman beralkohol seperti bir terbuat dari biji sereal dan wine  terbuat dari ekstrak buag anggur. Proses pembuatan minuman beralkohol dengan cara fermentasi dengan melibatkan jamur Asperigillus dan Sacharomyces. Banyaknya jumlah alkohol yang dihasilkan tergantung pada lamanya proses fermentasi, semakin lama proses fermentasinya maka kandungan alkohol yang dihasilkan makin tinggi. 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url